Kaidah Mentauhidkan Allah: Mengapa Tauhid Mesti menggabungkan antara Nafi’ dan Isbat?

0
78
Kaidah Mentauhidkan Allah: Mengapa Tauhid Mesti menggabungkan antara Nafi’ dan Isbat?
Kaidah Mentauhidkan Allah: Mengapa Tauhid Mesti menggabungkan antara Nafi’ dan Isbat?

Assalamualaikum sahabat gema islam, di artikel kali ini mimin mau kembali sedikit berbagi catatan faidah kajian program Mutiara Fajar bersama guru kita Al-Ustadz Rizal Arifin -hafizhahullah- dalam pembahasan Kitab Syarah Qowaidul Tauhid yang disusun oleh Syaikh Khalid Bin Rasyid -hafidzahullah- dengan tema bahasan tentang hakikat tauhid. berikut ulasannya.

Sahabat gema islam, al-ustadz menjelaskan bahwasanya hakikat dari tauhid itu adalah menggabungkan antara sikap meniadakan (an-nafi’) dan sikap menetapkan (isbat). Tidak akan sampai kepada hakikat tauhid kecuali menggabungkan dua sifat yaitu an-nafi’ wal isbat (meniadakan dan menetapkan).

Mengapa Tauhid Mesti menggabungkan antara Nafi’ dan Isbat?

Tentang alasannya, para ulama menjelaskan karena jika menetapkan saja itu tidak menutup adanya musyarakah atau kebersamaan dengan yang lain. Dan menafikan saja maka artinya meniadakan secara total. Menetapkan saja bukanlah tauhid dan meniadakan saja juga bukan tauhid. Tauhid adalah menggabungkan antara keduanya (nafi dan isbat).

Konsep tentang adanya nafi’ dan isbat ini bisa kita perhatikan dalam kalimat “لا إله إلا الله”. Pada kalimat “لا إله” (tiada Tuhan/yang disembah untuk diibadahi) ini menunjukan nafi’. Kemudian datang setelah nya kalimat isbat pada kalimat “إلا الله” (kecuali Allah). Jika tidak ada salah satunya maka itu bukan tauhid.

Konsep tauhid itu pengkhususan dan pembatasan, ada peniadaan dan ada penetapan, itulah hakikat tauhid. Tidak akan terwujud tauhid tanpa konsep nafi dan isbat. Konsep nafi dan isbat adalah konsep dasar dari tauhid dimana dalam hal ini jika kita ingin meng-Esakan sesuatu tidak cukup hanya sekedar nafi dan isbat tapi harus menggabungkan antara keduanya. 

Dalam hal ini sebagai contoh penerapannya, ketika ada konsep “tidak Ada pencipta” (kalau sampai sini saja) berarti dia meniadakan semua pencipta dan ini haram hukumnya. Pun dalam perkataan “Allah adalah pencipta”, tidak menutup kemungkinan adanya ungkapan pencipta selain Allah taala. mak mesti kedua-duanya,  tiada ada pencipta di alam semesta ini kecuali Allah subhanahu wata’ala itulah tauhid.

itulah sedilit catatan faidah kajian tentang kaidah tauhid dari mimin, semoga bermanfaat. 

kajian selengkapnya bisa di akses di link berikut:

https://www.facebook.com/mediagemaislam.tv/videos/541818738629798

wallahu a’lam, barakallaqhufiikum… 

 

donasi siaran dakwah
donasi siaran dakwah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here