Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat Gema Islam yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang sangat penting, yaitu tentang peran wanita dalam dunia dakwah dan pendidikan. Kita sering mendengar bahwa dakwah adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya milik kaum laki-laki, tetapi juga kaum wanita. Namun, tentu ada batasan dan cara tertentu yang perlu diperhatikan.
Apa Itu Dakwah bagi Wanita?
Ketika kita berbicara tentang dakwah, mungkin sebagian dari kita membayangkan seorang khatib yang berkhutbah di atas mimbar atau seorang dai yang melaksanakan safari dakwah ke berbagai daerah. Namun, dakwah bagi wanita tidak harus demikian. Dakwah yang dimaksud di sini lebih kepada peran wanita sebagai pendidik (murabbiah) yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, universitas, maupun dalam lingkungan masyarakat.
Wanita memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan anak usia dini. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri sangat menghargai peran wanita dalam mendidik generasi. Seperti yang dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha, beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
“Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu membantu pekerjaan keluarganya, dan apabila telah dikumandangkan iqamah, maka beliau keluar untuk menunaikan shalat.”
(HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menghargai peran wanita dalam kehidupan rumah tangga, termasuk dalam mendidik anak-anak.
Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Wanita
Sahabat Gema Islam, salah satu hal yang perlu kita perhatikan adalah pentingnya seorang wanita untuk terus belajar dan memperdalam ilmu agama. Dalam kehidupan sehari-hari, wanita memiliki kesempatan besar untuk berkontribusi dalam mendidik generasi berikutnya. Wanita bisa menjadi guru di sekolah-sekolah, dari tingkat PAUD hingga universitas, atau bahkan mendirikan majelis taklim di lingkungan sekitar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, pasti akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Ankabut: 69)
Ayat ini menunjukkan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan berdakwah, maka Allah akan memberikan kemudahan dan petunjuk-Nya.
Kisah Inspiratif Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha
Dalam sejarah Islam, kita mengenal Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anha sebagai salah satu wanita yang memiliki kecerdasan luar biasa dan berperan penting dalam penyebaran ilmu. Banyak hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terkait dengan permasalahan wanita.
Contohnya adalah ketika Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang jihad bagi wanita. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
نَعَمْ، لَكِنْ لَا قِتَالَ، جِهَادُكُنَّ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ
“Iya, tetapi jihad kalian (wahai para wanita) adalah melaksanakan haji dan umrah.”
(HR. Ahmad)
Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun wanita tidak diwajibkan untuk berjihad di medan perang, mereka memiliki bentuk jihad lain yang tak kalah mulianya, yaitu melalui ibadah haji dan umrah.
Mengajar dan Berdakwah: Peran Utama Wanita
Wanita memiliki kesabaran yang luar biasa dalam mendidik, terutama anak-anak. Dalam dunia pendidikan, wanita sering kali mengambil peran sebagai guru di taman kanak-kanak, sekolah dasar, atau bahkan di pondok pesantren. Kesabaran dan kelembutan mereka menjadi kunci dalam mendidik generasi yang unggul. Bahkan, banyak anak-anak yang menganggap guru wanita sebagai ibu kedua mereka.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menyebutkan bahwa peran wanita dalam mendidik dan menyebarkan ilmu adalah bagian dari jihad. Beliau berkata:
وَهُوَ بَابٌ بَاقٍ لَهَا بَعْدَ مَوْتِهَا
“..dan itu adalah pintu amal yang akan terus mengalir pahalanya bagi seorang wanita meskipun setelah ia meninggal.”
Hal ini merujuk pada sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.”
(HR. Muslim)
Penutup: Semangat dalam Berdakwah
Sahabat Gema Islam, marilah kita terus semangat dalam menuntut ilmu dan berdakwah, terutama bagi para wanita. Peran wanita sangatlah besar dalam memperbaiki masyarakat. Seperti kata pepatah Arab, “Man Jadda Wajada”, barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan hasilnya.
Semoga kita semua, khususnya para ibu dan wanita, dapat terus bersemangat dalam menuntut ilmu dan berdakwah, sehingga kita bisa melahirkan generasi yang saleh dan salehah, yang akan membawa perubahan positif bagi umat dan bangsa.
Wallahu a’lam bishawab.
simak kajian selengkapnya di Semangat dalam berdakwahbagi seorang wanita | Ustadz Ali Nurjani, Lc