Assalamu’alaikum sahabat Gema Islam rahimakumullah, diartikel ini kembali mimin mau berbagi sedikit catatan faidah dari pembahasan tentang bagaimana pilar mendidik anak yang dibahas oleh guru kita Al-Ustadz Ade Ading -hafidzahullahu- dalam program Maktabah Salafiyah, yuk kita ulas bersama.
Sahabat gema islam, sebagai orang tua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Salah satu aspek penting dalam mendidik anak adalah memilihkan teman yang baik untuk mereka. Hal ini sangat krusial karena teman memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan karakter dan kepribadian anak.
Dalam kitab-kitab ulama, diingatkan pentingnya memilihkan “Al-Jalisus Shih” (teman yang baik) bagi anak-anak. Menurut para ulama, teman yang baik akan membawa pengaruh positif, sementara teman yang buruk dapat merusak akhlak dan kepribadian mereka.
Perumpamaan Teman yang Baik dan Teman yang Buruk dalam Hadits
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan perumpamaan yang sangat indah tentang teman yang baik dan teman yang buruk. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسُّوءِ كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi, bisa jadi ia memberikan minyak wangi padamu, atau engkau membeli darinya, atau minimal engkau mendapatkan aroma harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi ia membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan kita bahwa teman yang baik akan membawa pengaruh positif, minimal kita bisa mendapatkan semangat kebaikan darinya. Sebaliknya, teman yang buruk dapat membawa pengaruh negatif, yang bahkan dapat merusak akhlak anak kita.
Mengapa Penting Memilih Teman yang Saleh untuk Anak?
Sahabat Gema Islam, anak-anak kita membutuhkan lingkungan sosial yang baik agar mereka dapat tumbuh dengan karakter yang mulia. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan:
الصَّاحِبُ سَاحِبٌ
“Teman itu adalah penarik.”
Artinya, teman bisa menarik dan mempengaruhi akhlak seseorang. Jika anak-anak kita berteman dengan anak-anak yang baik, maka mereka akan termotivasi untuk berbuat baik. Sebaliknya, jika mereka berteman dengan anak-anak yang berakhlak buruk, maka pengaruh buruk tersebut akan menular kepada mereka.
Ayat Al-Qur’an tentang Perintah untuk Memilih Teman yang Baik
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Furqan:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
“Dan ingatlah pada hari ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: ‘Aduhai, kiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. Aduhai, celakalah aku, kiranya aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrabku.'” (QS. Al-Furqan: 27-28)
Ayat ini menjadi peringatan bagi kita untuk selalu memilih teman yang bisa membimbing kita menuju jalan kebenaran.
Tantangan Pendidikan di Zaman Modern
Di era digital ini, tantangan terbesar bagi orang tua adalah mengawasi anak-anak dari pengaruh negatif gadget dan internet. Banyak orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk menggunakan gadget tanpa pendampingan yang memadai, sehingga anak-anak rentan terhadap konten yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan tanggung jawab kita sebagai orang tua dalam menjaga anak-anak dari pengaruh buruk di sekitar mereka.
Pentingnya Keteladanan Orang Tua
Sahabat Gema Islam, mendidik anak bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan keteladanan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)
Sebagai orang tua, kita harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita dalam segala hal, mulai dari akhlak, ibadah, hingga pergaulan sehari-hari.
Penutup
Mari kita selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang saleh, berakhlak mulia, dan senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sahabat Gema Islam dalam menjalankan amanah mendidik anak.
Barakallahu fikum, semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
simak kajian lengkapnya di Pilar – Pilar Mendidik Anak ( Part 4 ) | Ustadz Ade Ading, Lc.
