Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sahabat Gema Islam. Di kesempatan kali ini, kita akan membahas topik penting yang menjadi kunci sukses dalam mendidik dan membimbing umat: meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai guru sejati. Bagi setiap Muslim yang ingin menjadi pendidik yang baik, perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam mengajar umatnya adalah contoh terbaik yang harus kita pelajari dan amalkan. dan berikut adalah sedikit rangkuman catatan faidah kajian yang mimin catat dari kajian bersama guru kita Al-Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary -hafidzahullah-
Tiga Peran Tak Terpisahkan dalam Kehidupan
Sahabat Gema Islam! Setiap Mukmin yang sudah menikah, baik pria maupun wanita, harus menyadari bahwa ada tiga peran yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan mereka: sebagai suami/istri, orang tua, dan guru. Bagi para suami, mereka adalah arrajul, al-ab, dan al-mu’allim—seorang laki-laki, ayah, dan guru. Demikian pula untuk para istri, mereka adalah al-umm, al-zaujah, dan al-mu’allimah—seorang ibu, istri, dan guru.
Tidak ada perguruan tinggi yang secara formal mengajarkan seseorang untuk menjadi ayah atau ibu yang baik, apalagi menjadi guru yang ideal di rumah. Oleh karena itu, kita sering melihat banyak orang yang sukses di karir dan dunia kerja, namun gagal menjalankan perannya di rumah sebagai suami atau istri yang baik. Ini adalah bukti bahwa peran sebagai guru di rumah sangatlah penting dan memerlukan perhatian khusus.
Rumah sebagai Sekolah Pertama
Rumah adalah sekolah pertama, dan orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak mereka. Ini sebagaimana pepatah Arab mengatakan, “Al-baytu madrasatul ula,” rumah adalah lembaga pendidikan pertama. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an, menunjukkan pentingnya peran Rasul sebagai pendidik:
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
“Sungguh, Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang beriman ketika Dia mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah).” (QS. Ali Imran: 164)
Ayat ini menunjukkan betapa besar nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dengan mengutus Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berfungsi untuk membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan Al-Qur’an dan sunnah, serta mensucikan jiwa umatnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai Guru Pertama
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah guru pertama dan guru sejati. Dalam salah satu hadits, beliau bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
“Aku diutus sebagai seorang guru.” (HR. Ibnu Majah)
Beliau bukan hanya mengajar dengan kata-kata, tetapi juga dengan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam surah Al-Jumu’ah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah seorang yang diutus untuk menyampaikan ayat-ayat-Nya, mengajarkan Kitab, Hikmah, dan menyucikan umat. Inilah tugas mulia yang diemban oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai guru.
Pendidikan Anak: Tanggung Jawab Bersama
Seringkali, banyak dari kita menganggap bahwa tanggung jawab mendidik anak sepenuhnya berada di tangan istri, sementara suami hanya berfokus pada mencari nafkah. Pandangan ini keliru, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa tanggung jawab utama dalam pendidikan anak ada pada suami sebagai kepala keluarga. Peran sebagai pendidik adalah kewajiban bersama antara suami dan istri, dan tidak boleh ada pihak yang lepas tangan.
Kisah Teladan dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, banyak disebutkan dialog antara orang tua dengan anak sebagai contoh teladan bagi kita. Salah satu kisah yang sering diangkat adalah kisah Luqmanul Hakim yang memberikan nasihat kepada anaknya tentang pentingnya tauhid, akhlak, dan kebaikan. Kisah-kisah semacam ini menunjukkan bahwa mendidik anak adalah bagian integral dari peran orang tua yang tidak terbatas pada masa kecil saja, melainkan sepanjang hidup.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam Mendidik
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan teladan luar biasa dalam mendidik anak-anak. Beliau mengajarkan akidah dan adab di berbagai kesempatan, bahkan dalam situasi sehari-hari. Salah satu contoh adalah ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan Mu’adz bin Jabal tentang hak Allah atas hamba-Nya di atas kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak harus terikat waktu dan tempat formal; justru lebih efektif jika disampaikan dalam konteks keseharian.
Selain itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengajarkan adab makan kepada Salamah bin Al-Akwa’ dengan cara langsung, yaitu sambil makan bersama. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memegang tangan Salamah yang bergerak ke seluruh nampan dan mengajarinya adab makan yang baik. Ini adalah contoh nyata bagaimana Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mendidik dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Kesimpulan
Sahabat Gema Islam, meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai guru sejati adalah langkah terbaik dalam mendidik anak dan membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan keteladanan. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari teladan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menjadi guru terbaik bagi keluarga kita.
untuk kajian selengkapnya sahabat gema islam bisa simak dan saksikan di
Rasul adalah pendidik pertama dan sejati | USTADZ ABU QOTADAH