Hubungan Aqidah dan Akhlak Seseorang

0
149
Hubungan Aqidah dan Akhlak Seseorang
Hubungan Aqidah dan Akhlak Seseorang

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sahabat Gema Islam yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah topik penting yang diambil dari kitab “I’tiqad Aimmatul Hadits” karya Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili rahimahullahu ta’ala. Bagian ini membahas tentang hubungan akidah dengan akhlak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili. Berikut adalah sedikit catatan faidah kajian yang coba mimin bagikan mengenai topik tersebut yang mimin catat dari kajian bersama guru kita Al-Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary -hafidzahullah- 

Pokok-Pokok Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Al-Ustadz Abu Qotadah menerangkan bahwasanya dalam kitabnya, Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili rahimahullahu ta’ala menjelaskan pokok-pokok aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Beliau memaparkan bahwa iman menurut Ahlus Sunnah mencakup ucapan dan perbuatan, yang dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Beliau juga menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan makhluk, serta beriman kepada takdir dengan empat rukun: ilmu, kitabah, masyi’ah, dan khalq.

Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili juga menyebutkan tentang pentingnya menjauhi ahlul bid’ah dan dosa-dosa besar. Beliau menjelaskan bahwa keimanan yang kuat harus tercermin dalam akhlak yang mulia, karena akidah dan akhlak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Hubungan Akidah dan Akhlak

Sahabat Gema Islam, al-ustadz abu qotadah juga memberikan nasihat, perlu kita pahami bahwa akidah yang lurus dan iman yang kuat harus membuahkan akhlak yang mulia. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaitkan keimanan dengan amal saleh dalam banyak ayat-Nya. Contohnya, dalam surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ۝ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah: 2-3)

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu tanda dari keimanan yang kuat adalah akhlak yang baik, baik dalam hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dengan sesama manusia.

Hadits Jibril: Menjelaskan Keterkaitan Aqidah dengan Akhlak

Sahabat Gema Islam, ustadz Abu Qotadah juga menjelaskan bahwa dalam sebuah hadis yang sangat dikenal, yakni Hadits Jibril, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang Islam, Iman, dan Ihsan. Hadits ini diriwayatkan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu:

الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Dalam konteks ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa akidah yang benar akan menghasilkan akhlak yang baik. Sebaliknya, amal kebaikan yang tidak didasari aqidah yang lurus tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Akhlak Mulia Sebagai Cerminan Aqidah yang Lurus

Sahabat gema islam, al-ustadz Abu Qotadah juga menjelaskan bahwa, Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili rahimahullahu ta’ala menekankan bahwa seorang Muslim yang benar-benar mengikuti aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah harus menunjukkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa: 135)

Ayat ini menegaskan bahwa keimanan harus tercermin dalam sikap adil, baik dalam urusan pribadi maupun sosial. Oleh karena itu, seorang Muslim yang beriman harus berusaha keras untuk menjadikan akhlaknya sesuai dengan tuntunan agama.

Pentingnya Menjauhi Bid’ah dan Mengikuti Sunnah

Sahabat gema islam, Al-Ustadz Abu Qotadah memberikan nasihat, bahwa dalam kitabnya Al-Imam Abu Bakar Al-Ismaili juga menegaskan pentingnya menjauhi bid’ah dan berpegang teguh pada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menyatakan bahwa mengikuti akidah yang lurus harus disertai dengan menjauhi segala bentuk penyimpangan dan maksiat. Ini adalah bagian dari kesempurnaan iman dan akhlak seorang Muslim.

Kesimpulan

Sahabat Gema Islam, dari uraian catatan faedah diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa hubungan antara akidah dan akhlak dalam Islam sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Akidah yang lurus akan membuahkan akhlak yang mulia, sementara akhlak yang mulia adalah cerminan dari akidah yang kuat. Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk senantiasa memperbaiki akidah dan akhlak kita, serta menjauhi segala bentuk bid’ah dan kemaksiatan.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita dalam menjalani kehidupan ini dengan aqidah yang lurus dan akhlak yang mulia. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

simak kajian lengkapnya disini

Hubungan Aqidah dengan Akhlak Seseorang | Ustadz Abu Qotadah 

Brangkas peduli mgi tv
Brangkas peduli mgi tv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here