Jadilah Pedagang Yang Cinta Akan Akhirat
Sahabat gema islam di artikel kita kali ini, mimin ma berbagi sedikit catatan faidah tentang bagaimana ciri dari seorang pedagang yang cinta dengan agama dan rindu dengan akhiratnya dari kitab mukhtashar minhajul qashidin. artikelĀ kali ini mimin catat dari faidah kajian maktabah salafiyah bersama al-ustadz ade ading -hafidzahullah- dalam pembahasan tentang bagaimana agar muamalah menjadi berkah yang tulisannya sahabat gema islam bisa akses diĀ artikel sebelumnya. langsung aja yuk kita ulas bersama. Sahabat gema islam, seorangĀ yang cinta kepada akhiratnya akan terbentuk dengan sifat sebagai berikut.
Pedagang yang cinta akhirat, Husnul Niat (baik niat) dalam jual belinya
Sahabat gema islam, ustadz menjelaskan bahwa baiknya niat dalam jual beli ditandai dengan meniatkan jual beli untuk menjaga diri atau menghindari dari meminta-minta dari manusia, menghindari sifat rakus, dan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. dan jika memiliki tiga tujuan baik ini, makaĀ ini bisa bernilai jihad.
Pedagang yang cinta akhirat, menyibukan diri dengan produk yang sangat penting
Sahabat gema islam. dalam hal ini ustadz menjelaskan bahwasanya seorang pedagang yang cinta akhirat itu lebih menyibukan diri dengan produk atau barang yang sangat penting untuk kemaslahatan orang banyak. Contohnya produk kebutuhan primer yang sangat jelas masyarakat membutuhkannya.
Pedagang yang merindukan akhirat, profesinya tidak menghalangi dari akhirat
Sahabat gema islam. dalam hal ini ustadz menjelaskan bahwasanya pedagang yang merindukan akhirat, profesinya tidak menghalanginya dari akhirat artinya ketika waktu shalat tiba maka dia ke masjid (bagi laki-laki), kalau hartanya sudah sampai nisab dan haul dia tidak lalai untuk membayar zakat. seorang pedagang yang rindu akhirat pun tidak berlama-lama berada di pasar,
Pedagang yang rindu akhirat itu harus mendawamkan dzikir kepada Allah
Sahabat gema islam, sifat selanjutnya dari pedagang yang merindukan akhirat adalah senantiasa mendawamkan dzikir dan menyibukkannya dengan dzikir dan tahlil.
Pedagang yang cinta akhirat, tidak cenderung kecintaan pada tijarahnya
Dalam hal ini al-ustadz menjelaskan bahwasanya seorang pedagang yang cinta akan akhiratnya, tidak cenderung kecintaan pada tijarahnya sebagai contoh ketika memasuki pasar tidak menjadi orang pertama dan keluar tidak terakhir. menjauhi barang atau produk produk yang jelas keharamannya dan juga barang-barang yang syubhatĀ
demikianlah sahabat gema islam, sedikit faidah tentang bagaimana sifat seorang pedagang yang rindu dan cinta akan akhirat dari rangkaian bahasan bagaimana muamalah menjadi bermanfaat. semoga bermanfaat dan dapat diamalkan dalam kehidupan. barakallahu fiikum
link lengkap kajiannya bisa di simak diĀ
AGAR MUAMALAH MENJADI BERKAH | MAKTABAH SALAFIYAH | Ustadz Ade Ading, Lc