Sahabat gema islam di artikel kita kali ini kita akan menggali faidah seputar anjuran dan keutamaan memiliki sebuah pekerjaan yang disampaikan oleh guru kita al-ustadz Ade Ading. Lc -hafidzahullah- pada program Maktabah salafiyah dalam pembahasan kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah -rahimahullah-, disini juga nanti dimuat tentang bagaimana agar pekerjaan kita mulia dan bernilai ibadah disisi Allah. Yuk kita simak bersama ulasan lengkapnya.
Sahabat gema islam, Allah ﷻ dengan Maha Lembut dan hikmahnya telah menjadikan dunia ini sebagai tempat yang menjadi sebab dan juga tempat untuk mencari mata pencaharian/ bekerja untuk kehidupannya dan kadang juga bekerja untuk kehidupan akhiratnya. Ada beberapa dalil yang menjadi anjuran agar kita memiliki mata pencaharian diantaranya surah An-Naba ayat 11, Allah ﷻ berfirman:
وَجَعَلْنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشًا
Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan atau bekerja. Dalam ayat lain Allah menyebutkan dalam surah Al-Araf ayat ke 10, Allah ﷻ berfirman:
وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَٰيِشَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Dan telah jadikan kata Allah ﷻ bagi kalian di dunia ini tempat mata pencaharian akan tetapi sedikit sekali apa-apa yang kalian syukuri.
Dalam hadits yang mulia bahwa rasul kita Muhammad ﷺ bersabda: “mencari yang halal itu termasuk kepada jihad” dalam hadits lain disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala benar-benar mencintai seorang hamba yang memiliki pekerjaan atau keterampilan. Rasulullah ﷺ juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan imam bukhari:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihissalam dahulu juga makan dari hasil kerja keras tangannya.”
Sahabat Gema islam dari hadits diatas ustadz menjelaskan bahwasanya kita para Anbiya adalah utusan Allah. Tentunya mereka paling mulia di dunia ini serta kedudukannya paling mulia di sisi allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi mereka para Anbiya memiliki mata pencaharian alias mereka bukan pengangguran. Dalam hadits lain disebutkan bahwasanya Nabi Zakariya ‘alaihis salam berprofesi tukang kayu, bapak kita Nabi Adam ‘alaihissalam adalah seorang petani, nabi idris berprofesi sebagai penjahit dan nabi daud berprofesi sebagai pandai besi.
Ustadz memberikan faedah berharga bahwasanya yang menjadikan seseorang mulia dan bernilai disisi Allah itu bukan dilihat hanya dari profesinya semata tapi bagaimana ketakwaan mereka kepada Allah. Maka ini yang harus menjadi prioritas kita sebagai seorang muslim, bahwa apapun mata pencaharian atau pekerjaan kita jadikanlah sebagai salah satu sebab mendapat ridho Allah ﷻ.
Sahabat gema islam, para sahabat nabi ridwanullahi alaihim ajmain, dahulu mereka jual beli dengan melintasi daratan dan lautan. Sebagian lain dari mereka juga ada yang menjadi petani.
Sahabat gema islam, ustadz kembali memberikan faedah berharga dari sahabat Abu darda -radhiyallahu anhu- berkata bahwa seorang pedagang akan mulia dan bernilai ibadah disisi Allah apabila tujuannya untuk mencukupkan diri dari minta-minta ke orang lain, untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan memberikan sisa keuntungan untuk membantu orang lain. Abu darda juga mengkritik orang yang meniatkan berdagang hanya untuk memperbanyak harta dan berbangga dengannya maka hal tersebut tercela.
Demikian catatan faidah kita kali ini, moga menjadi pelecut semangat kita untuk memiliki keterampilan dan semangat untuk mencari penghidupan dengan tujuan yang mulia juga agar bernilai ibadah disisi allah ﷻ
Barakakallahufiikum, faidah lengkapnya bisa di akses di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=YnQlNtpUB5I&t=741s
