Assalamu’alaikum sahabat gema islam, semoga senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wata’ala. Aamiin..
Sahabat gema islam di artikel kita kali ini kita akan mengulas tentang bagaimana sikap ahlussunnah wal jamaah terhadap para sahabat nabi -radhiyallahu anhuma- yang diulas oleh al-Ustadz Rizal Arifin -hafidzahullah- dengan referensi dari kitab tanya jawab seputar aqidah yaitu kitab A’lamu Sunnah Al-Mansyurah karangan Syaikh Al-Hakami -rahimahullah-, berikut ulasan lengkapnya.
Shahabat gema islam, secara umum sikap ahlussunnah terhadap para sahabat nabi -radiyallahu anhuma- diantaranya adalah pertama, meyakini bahwa sahabat Nabi ﷺ ini adalah orang-orang yang adil. Adil yang dimaksud disini adalah sikap amanah sikap yang senantiasa mengacu pada prinsip saddidu wa qoribu (dia berusaha mencapai hal yang terbaik dalam agamanya menjaga ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala).
Para sahabat ﷺ adalah orang-orang yang adil terutama di dalam menyampaikan ilmu-ilmu yang datang dari rasulullah ﷺ karena para sahabat ini adalah perantara untuk mengenal sunnah-sunah Nabi ﷺ dengan generasi yang datang setelahnya.
Kedua. sikap ahlussunnah wal jamaah terhadap sahabat Nabi ﷺ adalah kita memuliakan mengagungkan mereka Sesuai dengan manzilah, martabat mereka. Dan para sahabat ini bertingkat-tingkat dari sisi kemuliaan dan keagungannya. Ahlussunnah Wal Jamaah meyakini para sahabat adalah orang-orang terpilih yang dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menemani nabinya yang mulia Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dan yang ketiga sikap ahlussunnah Wal Jamaah terhadap para sahabat Nabi ﷺ adalah mengikuti manhajnya para sahabat dalam berilmu dalam beramal dalam berdakwah karena sudah mendapatkan rekomendasi dari sang pencipta alam semesta dari Allahu rabbul alamin dalam banyak dalil.
yang keempat sikap kita ahlussunnah terhadap para sahabat radhiyallahu anhuma adalah bahwasanya kita ketahui para sahabat ini juga adalah manusia tidak luput dari kesalahan tidak luput daripada kekurangan. Banyak terjadi peristiwa-peristiwa di tengah para sahabat. Kewajiban kita adalah menahan diri, menahan sikap yang buruk terhadap segala perselisihan yang terjadi di tengah-tengah para sahabat. jangan kemudian menjadikan hal yang sifatnya ikhtilaf. karena Ijtihad yang terjadi di kalangan para sahabat seperti terjadi beberapa peperangan, tidak boleh kemudian kita memberikan citra negatif kepada para sahabat.
Wallahu a’lam bishowab
Oleh: Ustadz Rizal Arifin, MPd -hafidzahullah-