Assalamu’alaikum Sahabat Gema Islam, pada artikel kita kali ini kita akan membahas tentang bagaimana pentingnya komunikasi bagi keberlangsungan rumah tangga, langsung saja kita ulas bersama.
Sahabat Gema Islam. di awal-awal pernikahan itu merupakan perkara yang sangat berat tentunya untuk menyamakan visi untuk menyamakan misi dari dua orang yang memiliki karakter dan juga kebiasaan yang berbeda-beda. Dalam Islam itu masya allah luar biasa, di dalam masalah kafaah misalkan. Bagaimana kita itu nikah kalau bisa yaitu dengan yang satu kufu supaya apa supaya mudah di dalam nanti penyesuaian di antara kedua belah pihak. Suami mampu untuk menyesuaikan apa yang biasa dilakukan oleh istri, begitu juga istri juga sama tentunya memiliki kemampuan untuk bisa menyesuaikan apa yang biasa dilaksanakan oleh suaminya.
Dan tentunya di sini. di dalam masalah komunikasi kalau dalam bahasa syariat itu dinamakan dengan hikmah. Jadi, komunikasi itu kita harus dengan komunikasi yang hikmah. dalam masalah komunikasi itu meskipun banyak sekali definisinya, akan tapi intinya sesungguhnya adalah cara penyampaian untuk mencapai tujuan yang sama. untuk menyamakan persepsi, tujuan dan maksud itu biasanya dibangun di atas yang dinamakan komunikasi.
Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- beliau menyebutkan tentang “hikmah”, Hikmah itu menurut beliau adalah melakukan sesuatu yang tepat, dengan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat. Nah, ini juga nanti bisa kita praktekkan di dalam komunikasi kita dengan pasangan. Jadi, ketika kita ingin menyampaikan suatu perkara kemudian ingin berbicara dengan pasangan kita, maka lihat situasinya harus dalam situasi yang paling tepat kemudian bahasanya pun juga harus dengan bahasa yang tepat.
Dan lihat juga di dalam al-quranul karim, nah ini yang harus dijadikan sebagai landasan kita di dalam membangun komunikasi. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memberikan perintah dalam bentuk yang umum dalam bentuk Muasyaroh yang artinya kita mempergauli pasangan kita kata Allah subhanahu wa ta’ala di dalam surat Annisa ayat ke-19 “dan bergaullah dengan mereka istri-istri kalian dengan cara yang paling terbaik.”
Masyaallah luar biasa jadi alquran memerintahkan kepada kita kalau ingin bergaul dengan istri, dengan suami atau dengan pasangan maka bergaul dengan cara yang baik. Berarti kalau kita ingin berbicara ucapan pilih kosakata yang paling terbaik. Kemudian yang kedua kalau kita ingin bersikap pilih sikap yang paling terbaik. Kalau kita ingin memberikan nafkah, berikan juga nafkah yang paling terbaik. Kemudian kalau kita ingin ya memberikan perhatian maka berikanlah perhatian yang paling terbaik.
Dalam komunikasi bentuk verbal seperti berucap atau mengobrol banyak sekali dalam alquran, terkadang Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan dengan “Qaulan Sadida” yang artinya adalah perkataan yang benar. Dalam ayat lain Allah menyebutkan dengan “Qaulan Ma’rufa” berarti ucapan itu harus dijaga dengan ucapan-ucapan yang baik jangan sampai dengan ucapan-ucapan yang buruk. Kemudian yang selanjutnya yaitu “Qaulan Layyina” yaitu ucapan yang lemah lembut. Ada juga dalam ayat yang lain yaitu “Qaulan Baligha” yaitu perkataan yang berbekas, ayat ini berbicara ketika Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam untuk berdakwah kepada orang-orang kafir dan juga orang-orang musyrikin ketika itu dengan perkataan yang berbekas supaya mereka itu sadar dan mereka itu bisa memeluk kepada agama Islam. Tapi, ketika Allah perintahkan lagi kita untuk berbicara kepada orang tua ternyata bahasanya “Qaulan Karima” yaitu dengan bahasa yang paling mulia, masyaallah kepada orang tua ini bahasa harus dijaga.
Hari ini, banyak hal tentunya yang mungkin ini juga menjadi pintu masuk ke dalam jurang perceraian yaitu ketika seorang suami atau sebaliknya seorang istri, tidak bisa mengendalikan lisannya sampai dia menyakiti suami atau istrinya dengan ucapan-ucapan yang tidak layak dan itu banyak fakta lapangannya. Mungkin ketika baru pertama menikah dia mengatakan sayang, kemudian dengan bahasa-bahasa yang Masyaallah luar biasa lembut. Tapi itu biasanya hanya bertahan beberapa saat saja, kemudian setelah itu dia berubah dari sisi bahasanya. Dan kita sering mendengarkan ada istri yang manggil suaminya itu dengan panggilan-panggilan yang buruk begitu juga sebaliknya ada suami juga yang memanggil istrinya dengan panggilan-panggilan yang buruk. makanya ini merupakan bagian daripada komunikasi yang harus benar-benar diperbaiki.
Kita lihat, laki-laki dan perempuan itu berbeda naluri dan tabiatnya. Kalau dari dua komunikasi ini antar verbal dan non verbal mana yang lebih baik nanti untuk diterapkan? Dan wallahualam, yang bentuknya verbal ucapan, tulisan itu yang paling terbaik diterapkan adalah dari suami kepada istri kenapa demikian? Karena secara tabiat seorang wanita itu suka untuk dipanggil dengan panggilan yang paling romantis, dipuji, kemudian disanjung, sadar atau tidak memang itu yang disukai oleh mereka. Janganlah menjadi seorang suami yang pelit dari sisi memberikan materi pelit juga di dalam memuji istri.
Adapun, seorang suami kalau ibu-ibu ada masalah dengan suami berikan kepada mereka komunikasi yang paling terbaik tapi bukan dari sisi sentuhan verbal atau komunikasi verbal akan tetapi, biasanya seorang suami itu akan luluhnya ketika komunikasinya disampaikan secara nonverbal berarti dengan perbuatan atau sentuhan.
Nah tentunya kalau ini semuanya bisa dijalankan, suami mampu memberikan apa yang dinamakan komunikasinya baik, berjalan lancar seperti apa yang dia harapkan. Dia mudah untuk berterima kasih kepada istrinya, kemudian mudah untuk memuji, mudah untuk memberikan nasihat-nasihat yang terbaik kepada istrinya. Kemudian istri juga mampu memberikan komunikasi dalam bentuk nonverbal yang baik kepada suaminya. Maka insyaallah apa yang kita harapkan dengan yang dinamakan keluarga yang sakinah mawaddah dan juga rahmah itu Insyaallah mudah untuk kita dapatkan.
Wallahu A’lam bishowab
Oleh: Ustadz Ali Nurjani, Lc.
Source: faidah dicatat dari kajian program keluarga muslim bersama Ustadz Ali Nurjani. Link selengkapnya di https://fb.watch/qXkRQdp39c/
masyaAllah, barakalahufiik…