Assalamu’alaykum Sahabat Gema Islam, insya allah sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan dimana allah mensyariatkan banyak syariat, bulan yang dikenal bulan maghfirah, berkah, rahmah karena allah membukakan pintu-pintu ampunan, keberkahan secara khusus dan menurunkan rahmah di bulan ramadhan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang maknanya, “apabila masuk bulan ramadhan maka dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggunya syaitan -laknatullah-.”
Bulan ramadhan adalah adalah bulan kesempatan kita beramal dan allah subhanahu wa ta’ala melipatgandakan amal kita di bulan ramadhan. Sehingga baginda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tentang pelipatgandaan amal di bulan ramadhan dengan memberikan contoh salah satunya beliau mengatakan yang maknanya, “berumroh di bulan ramadhan pahalanya menyamai pahalanya seperti berhaji denganku.” Hadits ini tidak berarti berumroh di bulan ramadhan bisa memenuhi kewajiban haji tapi yang dimaksud pahalanya bagi yang berumrah bulan ramadhan maka pahalanya seperti berhaji.
Dari kedua hadits yang telah disebutkan diatas, maka memberikan poin yang mesti kita pahami sebagai berikut:
Pertama hendaknya seorang muslim untuk berfokus, punya prioritas untuk beramal di bulan ramadhan. Tentunya yang dimaksud dalam fokus dan punya prioritas untuk beramal bulan ramadhan tidak berarti orang mukmin tidak mencari nafkah di bulan ramadhan, atau tidak berniaga, tidak beternak, tidak bertani di bulan ramadhan. Terlebih, kita juga memahami bahwa orang mukmin ketika usaha 11 bulan bisa mengumpulkan harta untuk tidak banyak bekerja di bulan ramadhan. Akan tetapi banyak juga di kalangan orang mukmin ada yang istilahnya hari ini untuk makan hari ini.
Semampu mungkin jadikan bulan ramadhan itu sebagai waktu-waktu untuk berbuat ketaatan. Sebagai contoh kita menjaga shalat lima waktu melebihi penjagaan di hari hari yang lain demikian juga berkaitan dengan shalat rawatib, dan shalat malam, dll.
Demikian juga fokus kita untuk bershadaqah di bulan ramadhan, karena sedekah dibulan ramadhan selain akan dilipatgandakan ada pintu-pintu lain diantaranya kita memberi bukan/memberi makan kepada orang yang telah berpuasa. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa orang yang memberi buka kepada orang yang puasa”, maka ia akan dapat pahala seperti orang yang berpuasa. Maka setidaknya kalau seseorang berpuasa di bulan ramadhan kemudian memberi buka kepada orang yang puasa, setidaknya dia an dapat tiga pahala yaitu pahala puasa dia, pahala bersedekah dengan dia memberi makan pada orang yang puasa, dan pahala bagian dari yang berpuasa itu. Sehingga disitulah diketahui bahwa bersedekah di bulan ramadhan punya prioritas khusus untuk dijaga. Oleh sebab itu, tidak boleh menjadikan bulan ramadhan sebagai bulan kita untuk banyak tidur dan leha-leha, tetapi ramadhan adalah bulan amal.
Disisi lain poin yang kedua adalah pada bulan ramadhan ada prioritas untuk menjaga diri bukan hanya prioritas untuk beramal saja. prioritas kita dalam menjaga diri ada dua poin yaitu: pertama, prioritas kita mengendalikan hawa nafsu. Dimana kita memaknai puasa itu untuk mengendalikan syahwat, baik syahwat yang berkaitan dengan keinginan mengeruk dunia (ingin menguasai harta dunia), syahwat berkaitan dengan hasrat seksual (hal-hal yang mendekati zina), syahwat yang berkaitan dengan tindak kezaliman, hasad iri dan dengki. maka orang mukmin mengendalikan hatinya di bulan ramadhan dengan puasa ini.
Oleh sebab itu, kita memahami bahwa puasa tidak sekedar makan dan minum, tidak hanya menahan jima’, tetapi menahan dari syahwat atau hawa nafsu agar selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Prioritas pengendalian diri yang selanjutnya adalah prioritas mengendalikan diri dari sisi kekuatan dari luar yaitu bagaimana kita membuat tameng dalam diri kita. tameng agar kita bisa meredam dan membentengi diri dari tipu daya setan -laknatullah-. Kita berharap dengan puasa tentunya. bisa mengendalikan tipu daya setan, ketika setan mengguna kedua mata kita untuk melihat kemaksiatan maka kita sudah punya perisai, kemudian agar kita bisa membuat benteng atas tipu daya setan ketika setan akan menipu atau mengendalikan pendengaran kita dari setiap perkara yang diharamkan Allah, demikian juga penjagaan pengendalian tangan dan kaki kita dari godaan dan tipu daya setan.
Termasuk juga agar kita punya prioritas diri, agar kita tidak terpengaruh oleh pemahaman-pemahaman yang menyimpang. dengan memperbanyak di bulan ramadhan dengan membaca al-quran, mentadaburi quran, banyak mendengarkan ceramah para ulama/ustad yang lurus manhajnya agar tidak terkontaminasi oleh pemahaman yang menyimpang.
Orang mukmin juga punya prioritas yang berkaitan dengan lidah dan bibirnya. Maksudnya bahwa orang mukmin bukan berarti tidak boleh interaksi hubungan dengan manusia. ngobrol dan sebagainya dalam urusan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. tetapi di bulan ramadhan hendaklah kita punya prioritas menggunakan lidah kita untuk zikir, bertasbih, membaca quran, mentadaburi ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala. karena kita tentunya diberikan nikmat oleh Allah subhanahu wa ta’ala nikmat berupa lidah, nikmat kedua bibir untuk kita bisa bercakap-cakap dan berkata-kata. maka di bulan Ramadhan kita tidak boleh berkata-kata dengan ghibah, namimah, mencaci orang lain dengan lisan (menghina, dan sebagainya)
Dan inilah bagian dari bagaimana kita memprioritaskan diri di bulan Ramadhan, mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan Taufik dan hidayah kepada kita agar kita keluar dari bulan Ramadhan menjadi orang yang beruntung setelah kita melewati bulan Ramadhan. mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan Taufik kepada kita.
wallahu a’lam bishowwab
oleh: Ustadz Abu Qotadah -hafidzahullah-