Seorang muslimah tentu mendambakan menjadi sosok istri sholihah, begitupun seorang lelaki muslim tentu mendambakan jika seseorang yang kelak bisa menyempurnakan separuh agamanya adalah sosok istri yang sholihah. Nah, diantara sifat seorang istri yang shalihah adalah memperhatikan pendidikan anaknya dengan pendidikan islam. Yuk simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Sahabat Gema Islam, diantara sifat seorang istri yang sholihah dia tidak mencukupkan memperhatikan anaknya dari sisi penampilan, akan tetapi dia fokus pada tujuan yaitu untuk mempersiapkan generasi yang sholih yang siap berjihad dijalan Allah, yang membawa dan memikul bendera dakwah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Tugas terberat bagi seorang wanita, apalagi ingin dikatakan sebagai wanita yang shalihah adalah seorang wanita yang benar-benar memperhatikan tentang masa depan anaknya, bukan hanya tentang masa depan anak dalam urusan dunia, akan tetapi diperhatikan juga urusan akhiratnya.
Jika kita melihat pembagian hak dan kewajiban suami dan istri, kita akan mendapatkan apa yang disebutkan oleh para ulama bahwa seorang suami diberikan tugas oleh Allah untuk mencari nafkah, mencari ma’isyah, untuk menutupi berbagai macam kebutuhan istri dan seluruh anggota keluarganya. Kemudian yang dijadikan tugas bagi seorang istri adalah mengurus rumah, memberikan tarbiyah yaitu pendidikan kepada anak. Karena secara naluriah, seorang anak sebelum baligh dan mumayyiz itu lebih dekat dengan ibunya, karena ayah banyak menyibukan dirinya diluar rumah. Maka, yang bertugas banyak mengurus pendidikan sang anak adalah ibundanya.
Dalam istilah orang arab dikatakan bahwa, “Ibu itu adalah sekolah pertama untuk anak. Dan apabila engkau mempersiapkannya (mempersiapkan calon istri yang terbaik), maka sungguh engkau telah mempersiapkan calon generasi yang unggul.”
Kita banyak melihat bahwasanya dibalik sosok seorang anak yang sukses secara dunia maupun agama/akhiratnya, dibelakangnya biasanya ada sosok seorang ibu yang sangat luar biasa dalam mendidik anaknya.
Hari ini ketika para wanita disibukan dengan berbagai macam kesibukan urusan dunia akan tetapi banyak melupakan tentang tugas yang paling pokok dan utama selain dia berbakti kepada suaminya, tugas bagi seorangb istri itu adalah mendidik anak-anaknya sipaya nanti akan lahir generasi-generasi yang mengenal islam, yang mengtauhidkan Allah, siap berjihad dijalan Allah, dan siap untyu memikul bendera dakwah kepada Allah.
Para ulama besar kita yang sering mendengar namanya hari ini, contohnya Al-Imam Muhammad Bin Idris Asy-Syafi’i -rahimahullah- yang hari ini kita mengenalnya dengan Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah-. Beliau itu menjadi orang besar di usia 7 tahun sudah hafal quran, di usia 10 tahun beliau sudah menghafal muwatho imam malik (kitab hadits yang sangat luar biasa di zamannya), di usia 15 tahun beliau sudah menjadi seorang mufti (direkomendasikan para ulama untuk memberikan fatwa). Ternyata dibalik kehebatan dan kedahsyatan keilmuan beliau, kesholehannya, kezuhudannya, kecerdasannya yang sangat luar biasa, ternyata beliau bisa menjadi ulama besar karena memiliki ibu yang benar-benar memperhatikan tentang Pendidikan anaknya. Imam syafi’i -rahimahullah- lahir dalam keadaan yatim (ayahnya meninggal), ibunya yang senantiasa mengantar Imam Syafi’I untuk ke Kuttab Quran, dan masyaAllah, di usia 7 tahun beliau hafal quran. Kemudian belajar hadits, di usia 15 tahun beliau sudah hafal muwatha Imam Malik. Ibunda Imam Syafi’i menjual rumahnya untuk ongkos belajar imam syafii untuk belajar ke Madinah. Diantara karya terkenal dari Imam Syafii adlah kitab Al-Umm yang artinya ibu sebagai hadiah terbesar yang sangat berharga untuk Ibunya yang sangat hebat luar biasa.
Ketika seorang wanita ingin dikatakan seorang wanita karir, maka hakikat dari seorang wanita karir adalah seorang wanita yang mampu untuk melahirkan generasi-generasi yang hebat, yang mampu untuk mendidiknya. Ketika kita ditanya siapakah wanita yang paling sukses? Maka katakan, siapa saja diantara wanita yang dengan pendidikannya mampu melahirkan generasi yang unggul dalam agamanya.
Jangan dengan beragam alasan dan kesibukan atau anggapan yang tidak dibenarkan mnjadikan seorang wanita menjadi malas untuk belajar. Hendaknya seorang wanita banyak belajar seperti belajar tentang imu parenting, bagaimana, cara mendidik, dan seterusnya. Maka setidaknya seorang wanita dalam kehidupannya wajib menjadi guru. Setidaknya kau tidak mengajari orang lain, maka yang wajib diajari itu adalah anak-anaknya.
Wahai para suami, apabila engkau sudah mampu memberikan nafkah yang cukup kepada istri dan kebutuhan-kebutuhannya, maka saran Ustadz Ali lebih baik istrinya dirumah kemudian focus di dalam mendidik anak-anak. Gelar pendidikanmu, ilmunya bermanfaat untuk anak-anakmu. Tidak boleh seseorang itu sibuk mendidik orang lain, akan tetapi orang-orang terdekatnya ditelantarkan maka ini adalah perkara yang salah.
Ciri wanita yang sholihah dia focus mendidik anak-anaknya dengan pendidikan islam yaitu tentang tauhid, ibdah, akhlak, quran diajarkan kepada anak. Ajarkan anak-anak bagaimana mengenal Allah, ajarkan mereka cara mentauhidkan Allah. Tidak ada kebahagiaan yang akan dirasakan nanti oleh semua orangtua tatkala mereka telah meninggal kecuali Ketika mereka mampu menjadikan anak-anaknya dan seluruh generasinya menjadi generasi yang taat dan mentauhidkan Allah subhanawataala.
Bagaimana jika seorang ibu tidak mampu untuk memberikan pendidikan kepada sang anak? Jika belum bisa memberikan ilmu yang baik dan benar, minimalnya berikan dia contoh keteladan. Tugas selanjutnya mendatangkan dia guru yang paham agama, jangan pelit untuk pendidikan agama anak.
Yang dibutuhkan oleh anak-anak kaum muslimin hari ini adalah sosok seorang ibu yang hebat, ibu yang cerdas, ibu yang mampu meberikan kepada anak-anaknya pendidikan terbaik dan yang paling pokok adalah pendidikan secara Islami, diajarkan nilai-nilai agama dan tauhid kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh : Ustadz Ali Nurjani, Lc
Source: (link: https://www.facebook.com/mediagemaislam.tv/videos/440084108365566?locale=id_ID)
