Shaum Sunnah Apa Saja yang Sangat Dianjurkan untuk Dikerjakan ?

0
331

Sahabat gema islam di artikel ini kita akan membahas tentang apa saja shaum sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan. yuk kita simak penjelasan lengkapnya

 

Shaum sunnah Arafah

Disunnahkan dengan sunnah muakkad, shaum pada hari arafah bagi yang tidak melakukan ibadah haji (karena orang yang haji mereka berkumpul di Arafah untuk melaksanakan salah satu rukun haji yaitu wukuf), Adapun yang tidak haji sangat ditekankan melaksanakan shaum sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Kenapa sangat ditekankan? Karena ibadah shaum ini akan menggugurkan dosa/kesalahan tahun dimana dia berada/beramal pada waktu tersebut dan tahun yang datang setelahnya (2 tahun) berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim. 

Shaum Arafah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan untuk kehati-hatian, menukil pendapat para ulama syafi’i adalah melaksanakan shaum juga pada tanggal 8 dzulhijjah. Meskipun kita paham bahwa dzulhijjah adalah diantara bulan-bulan haram maka dibolehkan setiap kita mengisi mulai dari hari pertama bulan dzulhijjah, kedua, sampai ke delapan, disempurnakan sampai hari kesembilan dzulhijjah, Adapun hari ke-10 sudah masuk hari raya Idul Adha.

Keutamaan shaum arafah ini akan menggugurkan/ menghapuskan dosa. Adapun dosa yang dihapus dan digugurkan yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil dan yang tidak berkaitan dengan hak-hak manusia. Karena kita pahami bahwa dosa dilihat dari kepada dosa dilakukan maka terbagi dua jenis yaitu; dosa kepada khalik dan dosa kepada makhluk, zalim kepada khalik dan zalim kepada makhluk. Maka, apabila dzolim pada sang kholiq (melakukan dosa-dosa) maka cukup dia bertaubat kepada Allah dengan syarat-syarat taubatan nasuha. 

Adapun, apabila dosa itu berkaitan dengan hak manusia maka tidak cukup menyesali, meninggalkan dan memutus dosa tersebut. Tetapi, untuk dosa yang berkaitan dengan manusia itu adalah mesti terjadinya ridho dari orang-orang yang hak-hak adami-nya terdzolimi atau terabaikan (dengan cara meminta maaf, dengan cara apa yang mesti dibayar ya dibayar, apa yang mesti diganti-ya diganti). 

Kesimpulannya, yang akan dihapus itu hanya dosa-dosa kecil yang tidak berkaitan dengan hak manusia. Adapun, dosa-dosa besar baik itu berkaitan dengan Allah dan makhluk atau dosa kecil yang berkaitan dengan makhluk maka itu tidak akan terwujud kecuali dengan cara bertaubat yang benar kepada Allah subhanahu wattala yang sering kita kenal dengan taubatan nasuha, yang imam Nawawi dalam kitab riyadhus shalihin menyebutkan syaratnya; meninggalkan, menyesali, bertekad untuk tidak mengulangi, bertaubat pada waktu diterima taubat bukan pada waktu taubat sudah tidak diterima lagi. jika seseorang melaksanakan shaum sunnah tapi dia tidak pernah melakukan dosa kecil (menjaga diri) maka shaum tersebut akan menambahkan catatan kebaikannya.

Ditekankan juga ketika ingin melakukan shaum arafah itu adalah melakukan shaum sunnah di 8 hari sebelumnya. Karena hari-hari tersebut (10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah sebaik-baik hari untuk beramal shalih. 

Diantara karunia Allah pada kaum mukminin, adalah adanya waktu-waktu yang barokah, diman di hari-hari tersebut pahala amal kebaikan dilipatgandakan.

 

Shaum Asyura

Shaum sunnah yang muakkad selanjutnya adalah shaum asyura, shaum pada hari ke-10 di bulan Muharram. Dari salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, salah satu keutamaan shaum asyura ini akan menghapus dosa satu tahun yang lalu, dan ditekankan juga melakukan shaum tasu’a (sehari sebelumnya). Hikmah shaum tasu’a ini adalah untuk menyelisihi orang yahudi yang juga melaksanakan shaum pada tanggal 10 muharram sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Allah yang telah menyelamatkan Nabi musa dan nenek moyang mereka dari kejaran fir’aun. 

Nabi ﷺ mengatakan; kita umat muslim, umatnya Rasulullah ﷺ yang juga merupakan umat yang berjalan diatas syariat Nabi Musa alaih salam (syariat tauhid dan syariat keikhlasan) lebih untuk ikut bersyukur kepada allah subhanahu wa ta’ala maka kaum muslimin pun ditekankan untuk melaksanakan shaum di hari ke-10 bulan Muharram atau shaum Asyura. Adapun untuk membedakan dengan kebiasaan Yahudi ini, maka Rasulullah ﷺ menekankan kepada kita untuk shaum di hari kesembilannya jadi dua hari (9 dan 10 Muharram). Dan tidak mengapa melaksanakan shaum pada hari ke-11.

Dalam Sejarah kaum muslimin, ada dua kelompok yang suka berdusta atas nama Rasulullah ﷺ dalam masalah ini;  pertama mereka yang bersedih melakukan ratapan kesedihan, memukul-mukul diri, menyobek-nyobek tubuh dengan pedang, cambuk dan semisalnya yakni orang-orang Rafidhah; mereka bersedih pada hari tersebut. Dan juga ada kelompok yang bernama Nasibi yaitu kelompok yang menancapkan permusuhan kepada Ahlul bait nabi ﷺ sehingga tidak sedikit di 10 Muharram ini ada dua kelompok yang kontradiktif (ada yang sedih – ada yang Bahagia).

Maka, sikap kita di Asyura ini sebagai kaum muslimin adalah melaksanakan shaum sunnah saja yang sangat ditekankan dan tidak melakukan hal-hal lain seperti berdandan dans sebaginya.

 

Shaum 6 hari Di bulan Syawal

Dalam hadits yang sangat populer yang diriwayatkan oleh Imam Muslim siapa yang melaksanakan shaum Ramadhan kemudian mengikuti shaum ramadhannya dengan shaum 6 hari di bulan Syawal maka pahalanya seperti orang yang shaum selama setahun penuh ini hadits yang shahih

Tentang tata cara pelaksanaan shaum syawal ini ada beberapa nasehat dan pandangan para ulama diantaranya ada ulama yang memandang bahwa hari yang paling utama untuk melaksanakan shaum syawal itu adalah hari kedua dibulan syawal (setelah hari idul fitri, sampai hari ke-7) dengan alasan bersegera dalam menjalankan suatu ibadah. Namun. Ada pandangan lain yang menganjurkan shaum syawal itu dilaksanakan agak sedikit jauh dari momen idul fitri, karena di momen hari-hari tersebut masih identic dengankegaiatan makan dan minum, apalagi di negeri kita biasanya ada budaya saling mengunjungi kerabat dan sanak saudara. Maka Sebagian ulama ada yang mengakhirkan pelaksanaan shaum syawal ini dengan disambung pelaksanaannya dengan shaum tengah bulan seperti pendapat Ibnu rajab, ada juga yang bebas melaksanakan shaum syawal tersebut kapan harinya bail berturut-turut atau terpisah selama masih berada dibulan syawal.

 

Shaum Ayyamul Bidh

Shaum ayyamul bidh adalah shaum tiap bulan yang dilaksanakan pada tanggal 13-15 hijriyah berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dan ini pelaksanaan yang paling utama. 

 

Shaum senin dan kamis

Nabi ﷺ sangat menjaga dan memperhatikan shaum ini. Pada dua hari tersebut amal amal diangkat dan diperlihatkan, dan rasulullah ﷺ senang apabila catatan amal tersebut diangkat dalam keadaan beliau sedang berpuasa.

Shaum di hari senin lebih utama dari hari kamis karena ada hadits khusus tentang shaum di hari senin ini. Dalam hadits populer yakni Dimana nabi ﷺ melaksanakan shaum di hari senin karena hari senin adalah hari Dimana beliau lahir, dsb.

 

Shaum Daud 

Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda bahwa shaum yang paling afdhol setelah shaum Ramadhan adalah shaum saudara kami Daud ‘alaihissalam, yaitu pelaksanaannya sehari puasa sehari berbuka (tidak shaum).

oleh: Ustadz Rizal Arifin -hafidzahullah-

Selengkapnya di : https://www.youtube.com/watch?v=5QlV3SqCDc4&list=PLyXCQo6xfaLL_dR-if7hhZkXm7Nf2dZpk&index=1 



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here